Nabi
Sulaiman adalah anak kepada Nabi Daud A.S. Sejak kecil lagi Nabi
Sulaiman sudah pandai memberi pendapat yang adil dalam satu-satu hal.
Setelah wafatnya Nabi Daud, Nabi Sulaiman membesarkan kerajaan di bawah
pimpinannya. Pada suatu hari, Nabi Sulaiman mengadakan perjalanan
bersama rombongannya yang terdiri daripada manusia dan jin. Tujuannya
adalah untuk melihat kebesaran Allah S.W.T.
Perjalanan mereka pun tiba di
tepi laut, tiba-tiba Nabi Sulaiman terpandang suatu benda yang
menakjubkan di dalam laut. Dia memerintahkan pada jin Ifrit, “Wahai
Ifrit, cuba kamu lihat ke dalam laut, ada suatu benda yang menakjubkan
aku, oleh itu kamu bawakan ia kemari”. Jin Ifrit yang sememangnya gagah
tak banyak bercakap kerana takut akan murka Nabi Sulaiman dan terus
menyelam ke dasar laut, namun dia tidak berjumpa apa-apa.
Kemudian
Nabi Sulaiman menyuruh jin yang lain menyelam untuk mendapatkan benda
terbabit, namun malangnya jin tersebut pun gagal berbuat demikian.
Akhirnya Nabi Sulaiman pun berkata kepada Ashif bin Barkhiya, yakni
oraang yang mendapat ilmu terus dari Allah, “Sekarang aku perintahkan
kepadamu agar pergi ke laut dan dapatkan benda ajaib yang aku
maksudkan”. Ashif bin Barkhiya pun menyelam dan terlihat suatu benda
yang menyerupai kubah yang diperbuat dari kapur putih.
Dengan kekuatan yang luar biasa,
Ashif bin Barkhiya membawa naik kubah ajaib tersebut dari dasar laut
dan mempersembahkan kepada Nabi Sulaiman. Apabila Nabi Sulaiman melihat
kubah itu dan berkata, “Wah, alangkah indahnya benda ini, tapi
mengapakah aku tidak dapat melihat isi kandungan dalam benda ini padahal
Allah telah memberikan mukjizat yang mana penglihatanku dapat
menembusi segala sesuatu”.
Nabi Sulaiman pun berdoa kepada
Allah supaya dia dapat melihat isi di dalam kubah berkenaan dan Allah
memperkenankan doanya. Sejurus selepas berdoa, maka terbukalah kubah
tersebut dan Nabi Sulaiman melihat ada seorang pemuda yang sedang sujud
dan bertasbih memuji Allah. Nabi Sulaiman lalu berkata, “Maha suci
Allah lagi Maha Besar”. Mendengar seruan Nabi Sulaiman, maka pemuda itu
pun bangun dari sujud lalu memberi salam.
Nabi Sulaiman menjawab salam dan
memulakan pertanyaan, “Siapakah kamu wahai pemuda! Adakah kamu
malaikat, jin atau pu manusia?” Jawab pemuda itu, “Aku hanyalah seorang
manusia biasa”. Nabi Sulaiman bertanya lagi, “Apakah yang membuat kamu
memperolehi kemuliaan sedemikian rupa? Apakah amal yang pernah engkau
kamu lakukan sehingga Allah menurunkan rahmat dan berkah yang tidak
ternilai ini kepada kamu?” Pemuda itu berkata, “Saya berbakti kepada
kedua ayah dan ibuku”.
Nabi Sulaiman bertanya lagi,
“Bagaimanakah kamu berbakti kepada orang tuamu?” Jawab pemuda itu, “Saya
memelihara mereka berdua sehingga mereka lanjut usia. Kedua ayah dan
ibuku adalah orang yang soleh, mereka sangat takut dan taat kepada
Allah. Sejak saya kecil hingga dewasa, mereka memelihara saya dengan
baik sekali, mereka juga selalu mendoakan saya agar saya menjadi seorang
yang soleh. Bapa saya meninggal dunia dalam usia lanjut dalam
pemeliharaan saya dan yang tinggal hanya ibu saya yang sudah tua, lemah
dan sakit serta matanya buta dan kakinya lumpuh”.
Sambung pemuda itu lagi, “Saya
satu-satunya orang yang merawat dan menguruskan keperluannya. Saya
selalu mengangkatnya untuk mandi dan saya memandikannya. Segala urusan
makan dan minum saya uruskan dan saylah yang menyuap makanan padanya.
Ibu saya selalu mendoakan supaya saya dikurniakan ketenangan dan
kepuasan dalam hidup serta memberikan saya setelah wafatnya sebuah
tempat yang bukan di dunia atau pun di langit. Setelah ibu saya wafat,
saya berjalan-jalan di tepi laut dan saya lihat ada suatu kubah dari
mutiara. Saya mendekati kubat tersebut dan pintu kubah terbuka. Apabila
saya masuk ke dalam, pintu kubah ini tertutup, maka tidaklah saya
ketahui sama ada saya berada di bumi atau langit”.
Nabi Sulaiman bertanya, “Kamu
hidup di zaman mana?” Pemuda itu menjawab, “Saya hidup di zaman Nabi
Ibrahim A.S”. Nabi Sulaiman mengirakan umur pemuda tersebut dan dalam
kiraannya umur pemuda itu telah mencapai 14,000 tahun, tetapi tiada
satu uban pun pada rambutnya. Nabi Sulaiman lalu bertanya, “Apakah tuan
merasakan nikmat Allah? Bagaimana Allah memberikan rezeki padamu dalam
kubah ini?” Pemuda itu berkata, “Setelah saya berada di dalam kubah
ini, maka tahulah saya bahawa Allah telah menciptakan syurga khusus
buat saya”.
Nabi Sulaiman teringin sangat
melihat syurga yang pemuda itu katakan. Kemudian pemuda itu pun berdoa
kepada Allah lalu susana di dalam kubah yang gelap tiba-tiba bertukar
menjadi terang-benderang. Terkejut Nabi Sulaiman sambil berkata, “Maha
suci Allah seru sekian alam”. Satu pemandangan yang tak ada di dunia
ini terpampang di hadapan Nabi Sulaiman dan rombongannya di mana
terdapat pokok-pokok, kebun yang indah, kolam air susu dan madu serta
suara-suara yang merdu di dalamnya.
Pemuda itu berkata, “Jika saya
lapar, saya makan bermacam-macam buah-buahan yang pelbagai macam cita
rasa, semua makanan yang saya ingin akan tersedia dan kalau saya haus,
akan tersedia pula bermacam-macam jenis minuman yang paling lazat”.
Nabi Sulaiman bertanya lagi, “bagaimana kamu dapat mengetahui siang
atau malam?” Jawab pemuda itu, “Apabila terbit fajar maka kubah ini
akan menjadi putih dan apabila matahi terbenam kubah ini akan menjadi
gelap”. Kata pemuda itu lagi, “Cukuplah, sebab saat ini saya harus
mengadap kembali pada Allah untuk solat dan zikir, bertasbih dan
mengsucikan serta memuji kebesaranNya”.
Nabi Sulaiman dan rombongannya
segera keluar dari kubah tersebut dan pemuda itu berdoa kepada Allah,
lalu tertutuplah kembali kubah itu. Nabi Sulaiman termenung sejenak
memikirkan peristiwa yang dilihatnya sebentar tadi dan mengarahkan Ashif
bin Barkhiya untuk membawa kubah tersebut kembali ke dalam laut di
tempat asalnya. Setelah itu Nabi Sulaiman berkata kepada rombongannya,
“Untuk pertama kali aku menjumpai tanda-tanda kebesaran dan keagungan
Allah, aku bersyukur kepada Allah dan semoga bertambah iman dalam
sanubariku. Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah dan aku bersaksi
bahawa tiada tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar dan tiada daya dan
kekuatan apa pun di dunia ini melainkan dengan kehendak Allah S.W.T”.
No comments:
Post a Comment