[1]
Diciptakan
oleh Nya kehidupan dunia dan akhirat kepada manusia tak lain untuk
menerangkan kehidupan alam lahiriyah dan alam batiniyah.
[2]
Dengan
benar-benar memahami perbedaan sifat Tuhan dan makluk (ciptaan) serta
keihsanan yang nyata, ada tiga pendapat tentang akhirat; Akhirat jauh
dan kekal, akhirat jauh tapi tidak kekal, dan akhirat dekat dan tidak
kekal. Orang yang bertauhid pasti meyakini bahwa akhirat dekat dan tidak
kekal[1].
[1] Orang-orang bertauhid adalah Arifin
Billah, mereka sudah merasakan bahwa kehidupan akhirat (surga dan
neraka) adalah bersamaan dengan kehidupan dunia sekarang ini. Kedua
kehidupan ini kekal sampai mereka mati. Yaitu sampai lenyapnya bumi dan
langit yang ada didalam diri mereka, seperti yang disebutkan pada QS.
Huud: 107-108.
[3]
Sesungguhnya
manusia itu hanya mengetahui sisi lahiriyah kehidupan saja, yaitu
dunia. Sedang mereka lalai tentang kehidupan akhirat (yang berada di
batiniahnya).
"Ya'lamuuna zhaahiran mina alhayaati alddunyaa [1] wahum 'ani al-aakhirati hum ghaafiluuna [2]".
[1] Kalau dikatakan bahwa "Zhaahiran mina alhayaati alddunyaa”, artinya “Sisi lahir dari kehidupan dunia" maka sejatinya sisi batin adalah kehidupan akhirat".
[2] QS. Ar Ruum: 7.
[4]
Kalau
dicermati, Al-Qur’an menerangkan kebangkitan dari kubur ada dua macam.
Pertama kepada orang kafir, Allah membantah ketidakpercayaan mereka
dengan hari kebangkitan dengan kalimat bahwa Dia yang menciptakan
manusia dari tanah apakah Ia tidak mampu membangkitkan kembali setelah
mereka menjadi tulang belulang[1].
Kalau
kepada orang mukmin kalimatnya berbeda. Kepada orang mukmin Allah
memberi isyarat kebangkitan dari kubur dengan menerangkan bahwa Dia
meniupkan angin untuk menggerakkan awan, dan awan menjadi hujan menimpa
bumi, sehingga dari bumi yang tadinya tandus kemudian tumbuh berbagai
tanaman. Demikianlah sebagai keterangan bagi orang yang berpengetahuan.
“Dan
Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya, hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan
hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai
macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang
telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran[2]”.
Utusan
Allah yang diberi wahyu, yaitu para Nabi dan Rasul yang dikirim pada
suatu umat yang belum beriman kepada Allah, laksana Allah meniupkan
angin sehingga menggerakkan awan pada daerah yang tandus.
Lalu
utusan tersebut diberi perintah untuk mengajarkan agar umat tersebut
beriman kepada Allah, laksana Allah menurunkan hujan dari awan pada
daerah yang tandus.
Sehingga hati mereka bangkit menjadi beriman, yaitu laksana keluarnya buah-buahan dari tanah yang telah disirami hujan.
Seperti
itulah yang dimaksud Allah membangkitkan orang-orang yang telah mati
(dalam kubur), mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
Dan
bagi mereka yang tetap tidak berima kepada Allah, sesungguhya mereka
ibarat tanah yang tidak menumbuhkan buah-buahan walaupun telah disirami
hujan. Mereka bangkit dari kematian dalam keadaan kafir.
Sengaja
Allah membuat perumpamaan hari kebangkitan, sehingga dari perumpamaan
itu banyak yang disesatkan, dan dari perumpamaan itupulah manusia yang
berpikir dapat mengambil petunjuk.
[1] Diceritakan di
beberapa ayat; (1) QS. Al Israa’: 49, QS. Al Israa’: 98, QS. Al
Mu'minuun: 35, QS. Al Mu'minuun: 82, QS. Yaasiin: 78, QS. QS. Ash
Shaaffaat: 16, QS. Ash Shaaffaat: 53, QS. Al Waaqi'ah: 47, QS. QS. An
Naazi´aat: 11.
[2] QS. Al A’raaf: 57.
[5]
Karamah tertinggi yang diberikan Tuhan pada manusia di dunia adalah
terlihat jarak yang jauh terhadap dunia itu sendiri, sehingga manusia
melihat akhirat itu dekat, lebih dekat dari pada kulit arinya sendiri.
“Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat lagi[1]”.
[1] QS. An Nahl: 77.
[6]
“Dia
membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu[1],
antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing[2]”.
“Maka nikmat Tuhan engkau yang manakah yang engkau dustakan[3]?”
“Dari keduanya keluar mutiara dan marjan[4].”
“Maka nikmat Tuhan engkau yang manakah yang engkau dustakan[5]?”
Dua laut. Apakah dua laut itu? Tahukah engkau dua dua laut itu?
Itulah
dua alam, jasmani (lahiriyah) dan alam rohani (batiniah), alam dunia
dan alam akhirat. Kedua laut, atau kedua alam tersebut sama-sama
mengalir dan bertemu, walaupun tidak bisa bercampur karena ada pembatas
(atau barzah).
Manusia adalah makluk
jasmani dan sekaligus makluk rohani, pada diri manusia ada unsur
lahiriyah dan unsur batiniyah. Dan semenjak manusia lahir kedua unsur
tersebut sudah muncul, manusia sudah hidup di kedua unsur tersebut.
Unsur
lahiriyah lahir ke alam dunia, unsur bathiniyah di alam akhirat. Dengan
dikatakan oleh Al-Qur’an; "Dari keduanya keluar mutiara dan marjan[6]".
[1] QS.Ar Rahman: 19.
[2] QS.Ar Rahman: 20.
[3] QS.Ar Rahman: 21.
[4] QS.Ar Rahman: 22.
[5] QS.Ar Rahman: 23.
[6] Lukluk adalah kehidupan yang muncul di alam dunia, sedangkan Marjan adalah kehidupan yang muncul di alam batiniah.
[7]
Salah
satu isyarat Rasulullah terkait datangnya hari kiamat berbunyi; “Salah
satu tanda akhir jaman (kiamat), apabila sampai masanya matahari terbit
disebelah barat. Pada masa itu, taubat sudah tiada”.
Matahari
terbit dari barat sebenarnya isarat Rasulullah menyuruh untuk membalik
pola pikir selama ini, sehingga bangkit kesadaran bahwa seluruh alam
semesta ini pada dasarnya tidak mempunyai daya kekuatan apapun, pada
saat kesadaran itu tercapai maka saatnyalah “Yaum al Qiyamah” atau hari kebangkitan itu terjadi.
Yang
tadinya manusia merasa dirinya hidup, maka sebenarnya manusia itu
mati-tidak mempunyai kekuatan apapun seperti anai-anai yang bertebaran.
Awalnya akal memberikan argument secara logika bahwa bumi dan langit itu
tegak, ternyata tidak mempunyai daya apapun seolah bulu yang
dihambur-hamburkan.
Apabila sudah
berhasil membalikan pola pikir, maka terbitlah mata hari dari barat. Dan
karena itulah sesungguhnya kiamat itu dekat seperti yang isyaratkan
dalam Al-Qur’an; “Allah-lah yang menurunkan kitab dengan membawa
kebenaran dan neraca keadilan. Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat
itu sudah dekat?[1]”.
Maka pada hari ini
bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit diganti
dengan langit yang lain, dan kita semuanya di padang Mahsyar berkumpul
menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa[2].
Dan
engkau melihat orang-orang yang berdosa pada hari ini diikat
bersama-sama dengan belenggu. Pakaian mereka adalah dari pelangkin dan
muka mereka ditutup oleh api neraka, agar Allah memberi pembalasan
kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah
Maha cepat hisab-Nya[3].
[1] QS. Asy Syuura: 17.
[2] Seperti yang diceritakan pada QS. Ibrahim: 48.
[3] Seperti yang diceritakan pada QS. Ibrahim: 49 s/d 51.
[8]
Bagaimana
mana bisa merasakan kiamat kalau tidak tahu ilmunya kiamat. Bagaimana
bisa merasakan hidup negeri akhirat kalau tidak tahu ilmunya akhirat.
Padahal tidak terjadi keduanya kecuali belangsung dekat-sekedipan mata,
bahkan lebih dekat lagi.
Pelajarilah
kedua ilmu tersebut sehingga rahasia kedekatannya engkau ketahui, dan
betul-betul engkau berkeyakinan bahwa kehidupan dunia dan akhirat itu
tidak terpisah, tetapi berjalan bersamaan (concurrent).
Kehidupan
dunia dan akhirat seperti dua laut yang mengalir berdampingan; yang
tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit, dan Allah jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang menghalangi[1].
Saat ini dimensi lahiriyah manusia hidup di dunia tapi dimensi batiniyah manusia sudah hidup di akhirat.
[1] Seperti yang digambarkan dalam QS. Al Furqaan: 53.
[9]
Sesungguhnya
Allah menciptakan surga seluas langit dan bumi[1], demikian juga
neraka. Keduanya bergantian tiap diri manusia laksana pergantian antara
malam dan siang[2].
Ketentuan Allah
melalui amalan tiap orang lah yang mencerminkan komposisi waktu antara
keduanya berbeda, ada yang malam lebih panjang dari siang, ada yang
siang lebih pajang dari malam.
Hati manusia dijadikan kafir dan mukmin seperti pergantian antara malam dan siang.
[1] QS. Ali Imraan: 133, Al Hadiid: 21.
[2] QS. Al Jaatsiyah: 5.
[10]
Tidak
semua orang tergolong penduduk surga atau neraka, ada orang Al-A'raaf
yang berada ditempat tertinggi antara Surga dan Neraka. Ia berkata
kepada penduduk surga "Mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan
atas kamu" dan kepada penduduk Neraka ia berkata, "Harta yang kamu
kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi
manfaat kepadamu”[1]. Siapakah orang diatas Al A'Raaf itu?
Yaitu
mereka yang tidak menginginkan surga dan tidak tersentuh neraka,
orang-orang yang hatinya telah ridho dan diridhoi oleh Allah. Merekalah
berada ditempat tertinggi karena menyatu dengan Tuhannya[2].
[1] Diambil dari QS. Al-A’raaf: 46 s/d 48.
[2] Mencapai tingkatan nafsu Kamalia.
[11]
Surga
jangan diartikan secara kuantitatif, cobalah diartikan secara
kualitatif, yaitu ketenangan jiwa, kemanfaatan diri bagi manusia lain,
bertambah luasnya cakrawala ilmu, semakin terangnya cahaya kema’rifatan.
Demikian juga sebaliknya neraka.
[12]
Sengaja Allah memetaforakan surga, sehingga sedikit orang yang mengetahui maksud sebenarnya.
Didalam
surga itu ada sungai-sungai mengalir[1] yaitu ilmu dan petunjuk,
didalam surga ada bidadari yang cantik jelita-yang tidak pernah disentuh
manusia dan jin[2] yaitu Al-Qur'an, didalam surga ada buah yang dapat
dipetik dari dekat[3] yaitu ampunan, didalam surga itu ada pohon bidara
yang tidak berduri[4] yaitu perlindungan Allah. Mereka penghuni surga
dikelilingi anak-anak muda yang tetap muda yaitu kedekatan hati dengan
anak yatim piatu, penghuni surga diberi gelas yang indah[5], yaitu hati
mereka yang terjaga sehingga mulutnya terhindar dari kata-kata yang
tidak berfaedah dan tiada pula berbuat dosa. Didalam surga disediakan
permadani yang indah yaitu hati meraka yang pemurah sehingga suka
menolong sesamanya. Sudahkah engkau merasakannya?
[1]
Banyak ayat yang menjelaskan bahwa di bawah (didalam) surga ada
sungai-sungai yang mengalir, diantaranya; QS. Al Fath: 17, QS. Al
Mujaadilah: 22.
[2] Dalam QS. Ar Rahman: 56 disebutkan bahwa
bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah
disentuh oleh manusia sebelum mereka, dan tidak pula oleh jin.
[3] QS. Ar Rahmaan: 54.
[4] QS. Al Waaqi'ah: 28.
[5] QS. Ath Thuur: 23.
[13]
Tiga puluh satu kali Allah bertanya “Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban?”
pada setiap kali menjelaskan apa saja yang telah Ia berikan dan
dirasakan oleh manusia, termasuk didalamnya dua surga yang
masing-masing terdapat dua sumber mata air yang memancar.
Apakah
kenikmatan dua surga yang dimaksud? Apakah dua sumber mata air yang
memancar? Sehingga Tuhan bertanya “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang
kamu dustakan?” setalah Ia berikan dan dirasaka oleh manusia.
Dua
surga itu adalah surga yang bisa dirasakan secara dhohir dan surga yang
bisa dirasakan secara batin oleh manusia saat ini. Sedang keduanya
terdapat dua sumber mata air, yaitu tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.
Puncak
dari segala puncak tertinggi kenikmatan surga adalah mendekat sedekat
mungkin sehingga tidak ada jarak, alias manunggal dengan Allah-baik
dhohir maupun batin.
[14]
Jangan
dikira mudah melepaskan dirimu dari pemberhalaan surga kecuali
orang-orang yang beramal sholeh dengan tidak berharap pahala apapun dari
Tuhannya karena ia utusan-utusan Allah dalam menyampaikan kasih sayang
kepada semua makluk ciptaan Nya.
[15]
“Apabila
terjadi hari kiamat, tidak seorangpun dapat berdusta tentang
kejadiannya, kejadian itu merendahkan satu golongan dan meninggikan
golongan yang lain, apabila bumi digoncangkan sedasyat-dasyatnya,
gunung-gunung dihancurkan seluluh-luluhnya, maka jadilah manusia debu
yang berterbangan, dan kamu terbagi menjadi tiga golongan[1]”.
Pertama, “Ashabul Yamin” yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu. Kedua, “Ashabus Sima”, yaitu golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan golongan “Sabikun”, yaitu golongan yang beriman paling dahulu[2].
Golongan Kanan (Aashabul Maimanah)
adalah golongan orang yang rajin beribadah, menjalankan seluruh
perintah dan menjahui seluruh larangan sesuai yang telah disyariatkan.
Walau mereka penghuni surga, tapi surganya kelas rendah.
Apabila
ingin derajat surga yang tertinggi, hal itu tidak bisa tercapai kecuali
harus mendekat diri dan manunggal didalam Dzat Allah, sehingga mencapai
golongan “Mukorabun”. Mereka ialah golongan orang terdahulu (paling depan) ketauhidkan kepada Allah.
Puncak
dari segala puncak tertinggi kenikmatan surga adalah mendekat sedekat
mungkin sehingga tidak ada jarak, alias manunggal dengan Allah.
[1] QS. Waqi’ah: 1-7
[2]
Golongan orang-orang yang beriman paling dahulu adalah orang-orang yang
paling dekat hubungannya dengan Allah, yaitu Ahli-Ahli Tauhid.
[16]
Sesungguhnya
jasmani manusia adalah bagian yang sangat kecil dari alam semesta,
tetapi ketahuilah sebenarnya rohani manusia itu lebih luas dari seluruh
alam semesta[1].
[1] Rohani manusia sebagai dimensi yang tak terbatas, menampung seluruh langit shaf tujuh.
[17]
Tidak
dibangkitkan manusia dari alam kubur, kecuali hati mereka yang tadinya
mati kemudian menjadi hidup. Dan Al-Qur’an adalah penuntun hati manusia
agar bangkit dalam kondisi beriman kepada Tuhan nya.
“Manusia
bertanya kepadamu tentang hari kimat. Katakanlah; Sesungguhnya
pengetahuan tentang hari kiamat itu hanya di sisi Allah. Dan tahukah
engkau , boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya[1].
Ghaibkanlah
pandanganmu terhadap segala sesuatu, sehingga segala sesuatu seolah
menjadi bulu yang berhambur-hamburan dikarenakan pentakziman dan
keagagungan Tuhan atas mereka. Serta jadikan pula dirimu ghaib seolah
dirimu anai-anai yang berterbangan dikarenakan kedekatan-Nya atas mu.
Sesunguhnya hanya dengan itulah engkau memahami ilmu kiamat.
Barang siapa yang telah mengenal Yang Maha Besar, maka ia
meyaksikan-Nya pada setiap sesuatu. Dan barang siapa yang telah fana
dengan-Nya, maka akan ghaiblah ia dari pada setiap sesuatu. Dengan
itulah engkau dekati kiamat.
Sesungguhnya
yang menyulitkan pengetahuanmu terhadap Yang Maha Besar dari pada mu
dan dari pada segala sesuatu hingga terjadi kiamat, justru ketersangatan
dekatnya Ia dengan mu, dan ketersangatan dekatnya Ia dengan dengan
segala sesuatu.
[1] QS. Al Ahzab: 63.
[18]
Tidaklah
dilakukan pembalasan pada hari kiamat kecuali mereka golongan jin dan
manusia melakukan penghisabpan dan saksi atas segala amal perbuatan
mereka sendiri [1]berdasarkan neraca yang telah ditetapkan Allah
melalui utusan-utusannya.
Sesungguhnya
Al-Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya adalah neraca [2]untuk menimbang
amal perbuatan manusia, apakah mereka itu golongan yang beruntung atau
merugi dihari pembalasan. Serta Allah mendatangkan Muhammad dan
Rasul-Rasul sebelumnya sebagi saksi kepada umatnya masing-masing[3].
Tidaklah
Muhammad dan Rasul-Rasul sebelumnya sebagai saksi kecuali ajaran dan
tuntunan yang telah mereka sampaikan[4]. Sehingga manusia mendapatkan
kejelasan baik dan buruk atas segala perbuatannya.
Sehingga Allah Menyeru "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu[5]".
Apabila
engkau masih ragu-ragu tentang saatnya hari pembalasan, maka bacalah
QS. Asy Syuura: 17, “Allah-lah yang menurunkan kitab dengan membawa
kebenaran dan neraca keadilan. Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat
itu dekat?”
[1] QS. Al Qiyaamah: 14, “Bahkan manusia itu
menjadi saksi atas dirinya sendiri”. QS. Al An'aam: 130, “Hai golongan
jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan
kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi
peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka
berkata; Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri, kehidupan dunia
telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri,
bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. Bahkan di QS. An Nuur 24
menjelaskan; “Pada hari ketika, lidah, tangan dan kaki mereka menjadi
saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan”.
[2] QS. Asy Syuura: 17.
[3]
QS. 16. An Nahl: 84, “Dan ingatlah akan hari ketika Kami bangkitkan
dari tiap-tiap umat seorang saksi (rasul). QS. Al Ahzab: 45, “Hai Nabi,
sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira
dan pemberi peringatan”. QS. Al Qashash: 75. “Dan Kami datangkan dari
tiap-tiap umat seorang saksi”.
[4] Ajaran dan tuntunan yang telah Rasul-Rasul sampaikan adalah saksi dari umat mereka, bukan Rasul sendiri secara langsung.
[5] QS. Al Israa: 14.
[19]
Sesungguhnya diciptakan kehidupan, kematian, ahirat, surga, neraka bukan sequential (berurutan) tapi concurrent (bersamaan).
Barang
siapa yang telah mengenal dirinya, dan ia tahu bahwa tidak ada kekuatan
dan kehidupan dalam dirinya, karena yang hidup adalah Allah. Maka sudah
matilah ia.
Barang siapa yang telah mengenal Allahnya, dan ia menyaksikan-Nya pada setiap sesuatu. Kiamat Kubralah ia.
Barang siapa yang telah fana dengan Allahnya, dan ia ghaib dari pada setiap sesuatu. Kimat sugrahlah ia.
Yang
demikian itu disebabkan hatinya telah beriman dan yakin bahwa ia sudah
bertemu dengan Tuhannya. Kecuali hatinya orang yang membatu, mereka
merasa hidup dan tidak menjumpai kiamat kecuali kelak dikemudian hari.
Tidak pula dibangkitkan ia kecuali dalam keadaan tuli, bisu dan buta[1].
[1]
Sesungguhnya yang tuli, bisu dan buta adalah hatinya, karena keras
seperti batu sehingga mereka tidak tahu bahwa mereka sudah dibangkitkan.
[20]
“Dan
Allah, Dialah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan,
maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan
bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu[1].
Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja, maka
tiba-tiba mereka meIihatnya[2]. Dan terang benderanglah bumi dengan
cahaya Tuhannya, dan diberikanlah buku perhitungan perbuatan
masing-masing dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi
keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak
dirugikan[3]”.
Apabila hatimu adalah buta
maka kebangkitanmu adalah kebangkitan buta, dan apabila hatimu tuli
maka kebangkitanmu adalah kebangkitan tuli. Tetapi apabila hatimu terang
maka kebangkitanmu adalah kebangkitan terang menuju Allah.
Dan
karena kebutaan dan ketulian hatimulah maka dirimu tidak tahu bahwa
hari ini sesungguhnya kamu telah dibangkitan. Kata Allah, “Mereka hanya
mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia sedang mereka tentang
kehidupan akhirat adalah lalai[4]”.
“Telah dekat datangnya kiamat itu dan telah terbelah bulan[5]”.
Matikanlah dirimu sebelum engkau dimatikan. “Mutuu qobla anta mutu[6]”, sehingga nyatalah akhiratmu.
[1] QS. Faathir: 9.
[2] QS. Ash Shaaffaat: 19.
[3] QS. Az Zumar: 69.
[4] QS. Ar Ruum: 7.
[5] QS. Al Qamar:1.
[6] Al-Hadist
[21]
Sunggulah jauh perbedaan orang awam dengan Al Arif. Orang awam berpengertian 'innalillahi wainna lillahi rajiun' adalah nanti setelah meninggal, sedangkan Al Arif masih hidup sudah “innalillahi wainna lillahi rajiun”, sudah kembali.
[22]
Orang
yang mati, jasadnya kembali ke tanah, segala sifat jiwa (baik buruk)
lenyap, ruh kembali ke asal[1]. Dunia dan akhiratnya ditutup.
Seorang manusia awalnya tidak ada kembali ke tidak ada pula.
[1] Semua ruh kembali ke Allah, baik didunia dalam kekafiran atau ketaatan.
[23]
Wahai
anaku, ketahuilah bahwa surga itu bukanlah puncak pencapaian bagi orang
yang bertakwa, derajat manusia itu lebih tinggi dari surga, manusia itu
‘fi ahsani taqwim’, sebaik-baik ciptaan. Masterpeace ciptaan
Allah itu adalah manusia. Jadi tidak layak manusia mengejar-ngejar
sesuatu yang tidak lebih tingi dari dia. Puncak pencapaian tujuan
manusia adalah ‘Ilaihi rojiun’, kembali kepadaNya.
Memang
didalam surga terdapat taman yang indah, sungai-sungai mengalir, buah
yang diambil dari dekat, bidadari cantik, Al-Qur’an banyak menyebutkan
itu. Semua itu tak ubahnya perumpamaan prilaku diri bagi orang yang
bertakwa, bukan tujuan bagi orang yang bertakwa.
Dengan
perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan oleh Allah, dan dengan
perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi Nya petunjuk.
[24]
Seluruh
Nabi dan Rasul mengatakan bahwa kiamat itu dekat. Nabi Adam mangatakan
kiamat itu dekat, Nabi Ibrahim mengatakan kiamat itu dekat, Nabi
Muhammad mengatakan kiamat itu dekat. Hanya Dajal yang mengatakan dan
mengajak manusia untuk mempercayai bahwa kiamat itu jauh.
Siapa Dajal? Dajal sebuah mitos antagonis, ia ahli agama tetapi bermata satu.
Kenapa
Dajal bermata satu? Bermata satu hanya kias, diartikan sebagai seorang
ahli agama yang hanya berpegang pada Al-Qur’an, tanpa memahami hikmah,
yaitu hakikat dari Al-Qur’an. Dan dalam mitos, Dajal berperang dan
dikalahkan oleh nabi Isa yang turun kebumi.
Kenapa
Nabi Isa diturunkan ke bumi untuk berperang melawan Dajal? Isa adalah
Nabi dan Rasul yang hanya berpegang satu mata yang lain-selain mata yang
dimiliki Dajal. Isa adalah Rasul yang sangat dibekali oleh hikmah. Mata
Isa hanya melihat ilmu secara hikmah (hakikat).
Risalah
yang diberikan nabi Isa kepada manusia ketika turun ke bumi yaitu agar
menolak Dajal serta mengajak kembali ke ajaran Nabi dan Rasul
terdahulu, yaitu meyakini bahwa kiamat itu dekat.
Isa selalu mengatakan ‘Wahai umatku. Kembalilah pada kerajaan Tuhan, karena kiamat sudah dekat!’
Setelah berperang maka berakhir dengan Isa menang mengalahkan Dajal.
Perang Dajal dan Isa sebenarnya terjadi pada diri tiap manusia.
Dajal
sudah menyelinap didada mu, segeralah turunkan Isa ke bumi (didalam
dirimu sendiri). Segeralah mengetahui hikmah dan hakikat yang
dibawahnya.
Menangkan Isa mu melawan Dajal, sehingga engkau yakin bahwa kiamat adalah dekat.
[25]
Rasulullah
pun mengatakan “Aku pernah melihat surga, lalu aku melihat bahwa
kebanyakan penghuninya adalah orang-orang miskin. Aku pun pernah melihat
neraka, lalu aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita”.
Bagaimana bisa menganggap bahwa surga dan neraka itu belum berpenghuni, bahkan belum disediakan?
[26]
Tiap-tiap
manusia itu telah ditetapkan amal perbuatannya sebagaimana tetapnya
kalung pada leher mereka. Dan dikeluarkan bagi manusia pada hari kiamat
sebuah kitab yang dijumpainya terbuka[1]. “Bacalah kitabmu, cukuplah
dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu[2]”.
Di
dalam batin manusia tidak hanya terdapat ketetapan amal perbuatannya
(lahul mahfud) dan catatan amal perbuatannya, tetapi terdapat juga
malaikat, neraca (mizan), surga, neraka, dan semua makluk. Sehingga
cukuplah mereka sendiri melakukan perhitungan atas segala amal perbuatan
mereka sendiri.
[1] QS. Al Israa’: 13.
[2] QS. Al Israa’: 14.
[27]
Katakanlah
bahwa; Akhirat dekat dan tidak kekal. Karena Allah telah menyediakan
surga yang luasnya seluas langit dan bumi, dan menyuruh kepada
orang-orang bertaqwa agar bersegerah menuju ampunan dan masuk di dalam
surga-Nya. Hal itu dinyatakan dengan; “Wasaari'uu ilaa maghfiratin min rabbikum wajannatin 'ardhuhaa alssamaawaatu waal-ardhu u'iddat lilmuttaqiina -
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa[1]”.
Allah juga telah
menyediakan neraka untuk orang kafir, dan menyuruh untuk memelihara dari
siksa neraka-Nya. Hal itu dinyatakan dengan; “Waittaquu alnnaara allatii u'iddat lilkaafiriina - Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir[2]”.
Keduanya jelas dikatakan bahwa neraka dan surga itu " U'iddat", telah disediakan.
Surga
dan neraka kekalannya terbatas, karena segala sesuatu akan hancur
(binasa) kecuali hanya wujud Allah yang kekal abadi. Allah mengatakan; “Kullu syain halikun illa wajhahu - Segala sesuatu binasa kecuali wujud Allah yang abadi[3]”
Kekekalan surga dan neraka hanya sebatas selama ada langit dan bumi; “Khaalidiina fiiha maadaamatis samaawaati wal ardh - Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi [4]”.
[1] QS. Al ‘Imraan: 133.
[2] QS. Al ‘Imraan: 131.
[3] QS. al-Qashash: 88.
[4] QS. Huud: 107.
[5] Langit dan bumi dapat diartikan manusia itu sendiri, langit itu jiwanya (rokhaninya) dan bumi itu raganya.
[28]
Tidak
hanya dunia yang mengalami kiamat. Surga dan Neraka yang dikatan kekal
juga mengalami kiamat[1]. Karena sesungguhnya surga dan neraka kekal
selama ada langit dan bumi.
Langit dan
bumi yang dimaksud adalah jiwa (rokhani) dan badan (jasmani) manusia.
Karena badan adalah tanah seperti bumi, dan jiwa adalah ruang tak
terhingga luasnya seperti langit.
Dan
ketahuilah bahwa seorang yang telah kembali kepada Allah, yaitu ruh
lepas dari badan maka lenyaplah bumi dan langitnya, lenyaplah surga dan
nerakanya. “Inalillahi Wainalillahi Rojiun”.
[1] QS. Huud: 107 dan 108.
[29]
Apabila
engkau paham rahasia bahwa kiamat itu dekat, maka engkau akan mendengar
sangkakala telah ditiup sehingga matilah semua apa yang ada dilangit
dan bumi, tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara kamu pada hari
ini, dan tidak ada pula kamu saling bertanya. Kemudian ditiup sangkakala
itu sekali lagi maka tiba-tiba kamu berdiri menunggu putusannya
masing-masing[1].
[1] Jarak tiupan pertama dan kedua itu
dekat, mengambarkan betapa singkatnya proses kiamat hingga manusia
berpindah dari dunia menuju akhirat yang jarak keduanya dekat. Hal itu
juga dijelaskan pada QS. An Nahl: 77; Tidak adalah kejadian kiamat itu,
melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat lagi.
[2] Bumi
telah diganti dengan bumi yang lain, demikian juga langit telah diganti
dengan langit yang lain maksudnya bumi dan langit mengalami kehancuran
total yaitu tidak ada eksistensi pada diri bumi dan langit kecuali
eksistensi Allah. Dikatakan dalam QS. Az Zumar: 67; Bumi seluruhnya
dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan
kanan-Nya, yang artinya bumi dan langit tidak mempunyai kekuatan
sama-sekali.
[30]
Apabila
engkau paham rahasia bahwa kiamat itu dekat, maka engkau akan diperiksa
dengan pemeriksaan yang mudah, karena engkau diberikan kitabmu dari
depan, atau engkau akan berteriak: "Celakalah aku", karena engkau
diberikan kitabmu dari belakang[1].
[1] Pemberian kitab
amalan dari belakang atau dari depan terdapat di QS. Al Insyiqaaq: 8-11.
Pemberian kitab dari depan adalah perumpamaan bahwa kitab tersebut
berisi amalan yang baik, demikian juga sebaliknya.
[31]
Apabila
engkau paham rahasia bahwa kiamat itu dekat, maka engkau akan merasakan
betapa kenikmatan surga yang dibawahnya terdapat sungai-sungai yang
mengalir[1], dan engkaupun akan merasalan betapa pedih siksa api
neraka[2] yang didalamnya tidak ada makanan selain pohon zaqqum.
[1] Sungai-sungai yang mengalir yaitu ilmu yang diberikan Allah secara terus menerus.
[2] Api neraka yaitu hawa nafsu yang membakar diri manusia.
[32]
Apabila
engkau paham bahwa rahasia bahwa kiamat itu dekat, maka engkau akan
mengetahui pada hari ini Allah-lah tempat kembali segala urusan[1], dan
engkaupun akan mengetahui pada hari ini kepada Allah-lah tempat manusia
dikembalikan[2]. Maka ringanlah segala beban dihatimu, sehingga engkau
ridho, dan Allah meridhoimu.
[1] QS. Asy Syuura: 53, QS.
Al Hajj: 41, QS. Al Anfaal: 44. Q. Al Baqarah: 210, QS. Faathir: 4, QS.
Luqman: 22, QS. Al Hadiid:5, QS. Ali 'Imraan: 109.
[2] QS. Al
Mujaadilah: 9, QS. Al Jaatsiyah: 15, QS. Az Zukhruf: 85, QS. Fushshilat:
21, QS. Al Mu'min: 77, QS. QS. Az Zumar: 44, QS. Yaasiin: 22 dan 83,
QS. Ar Ruum: 11, 29. Al 'Ankabuut: 57
[33]
Masihkah
engkau ragu-ragu bahwa kiamat itu dekat[1], padahal Allah mengatakan;
"Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau
lebih cepat lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu[2]".
[1] Dekat artinya dibalik dunia sekarang ini adalah kehidupan akhirat.
[2] QS. An Nahl: 77.
[34]
Ingatlah
sesungguhnya kekasih Allah (Wali Allah, yaitu orang yang beriman dan
selalu bertaqwa) itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
pula mereka bersedih hati. Bagi mereka berita gembira, yaitu dibukakan
rahasia-rahasia kehidupan dunia dan akhirat[1]. Tidak ada perubahan bagi
janji Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar[2].
[1]
Rahasia kehidupan dunia dan akhirat, bahwa keduanya adalah perumpamaan
kondisi lahiriyah dan batiniyah manusia, sehingga konsentrasi mereka
hanya kembali kepada Allah, bukan yang lain.
[2] Diambil dari QS. Yunus 62 s/d 64
[35]
Barang
siapa yang masuk ke dalam surga ke-ma'rifahan di dunia ini[1], niscaya
ia tidak merindukan surga akhirat dengan nisbah bidadari-bidadari yang
molek dan semua kenikmatan yang ada di dalamnya.
Kerinduannya terhadap surga akhirat tidak lain hanya kembali kepada Allah.
[1]
Surga ke-ma'rifahan kepada Allah di dunia ini adalah kesenangan seorang
hamba yang benar-benar telah mengenal Tuhannya secara nyata.
[36]
Ketahuilah
bahwasannya dunia ini adalah hijab bagi akhirat terhadapmu, ketahuilah
pula bahwasannya akhirat adalah hijab bagi Allah terhadapmu.
Apabila didalam hatimu walau hanya terdapat seekor semut, maka makhluk
itu telah menjadi penghijab yang besar antara dirimu dengan Allah. Dan
ketahuilah bahwasannya semua makhluk[1] adalah hijab terhadap-Nya.
[1] Termasuk akhirat, surga dan neraka merupakan hijab.
----------Selesai
Subhanallah, alhamdullilah, Alllohu Akbar..Terimakasih utk ilmu dan pemahaman yg sangat langka dan bagi org awam spt saya sangat terkejut,dan Alhamdulillah bisa di cerna dan di terima,ini jg merupakan berita gembira dr Alloh lewat tulisan yg anda buat.Salam.sehat utk anda sekeluarga,semoga Alloh senantiasa memberikan kemudahan 2 dlm.hidup kita semua dlm rangka ilaihi rojiun
ReplyDelete