Monday, 19 August 2013

cahaya diatas cahaya 13;- MENDUSTAKAN AGAMA

[1]
Betapa banyak umat Islam disibukkan dengan urusan ibadah ‘mahdhah’ (ritual), tetapi mengabaikan kemiskinan, kebodohan, penyakit, kelaparan, kesengsaraan, dan kesulitan hidup yang diderita saudara-saudara mereka. Mereka itu tak lain adalah para pendusta agama.

Ara-ayta alladzii yukadzdzibu bialddiini - Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?”

Fadzaalika alladzii yadu''u alyatiima - Itulah orang yang menghardik anak yatim”

Walaa yahudhdhu 'alaa tha'aami almiskiini - dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin

Fawaylun lilmushalliina -  Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat”

Alladziina hum 'an shalaatihim saahuuna - Yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya[1]”

Alladziina hum yuraauuna - Orang-orang yang berbuat riya”

Ayamna'uuna almaa'uuna - Dan enggan menolong dengan harta yang berguna[2]”.
 [1] Lalai dari sholat maksudnya melakukan sholat tapi tidak tau apabila orang lain membutuhkan pertolongan.
[2] QS. Al Maa'uun: 1-7.

[2]
Ketahuilah milyaran uang dihamburkan untuk membangun masjid tempat peribadatan yang megah, disaat ribuan orang masih harus menanggung beban berat untuk mencari sesuap nasi. Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali apabila hati mereka itu telah hancur.

Sesungguhnya mereka itu mendirikan masjid bukan atas dasat taqwa, melainkan seperti mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahanam. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
 Ratusan Juta uang dipakai untuk naik haji berulang kali, disaat ribuan orang sakit menggelepar menunggu maut karena tidak mampu berobat. Secara ekstrinsik demikian itu sikap beragama, tetapi secara intrinsik tidak beragama.

[3]
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa[1].

Maka janganlah engkau berbantah-bantahan  tentang kemana arah kamu menghadap untuk menyembah Allah, dan janganlah berbantah- bantahan tentang jalan mana yang kamu pilih. Bukan yang demikian dikatakan orang yang benar-benar bertakwa. Tapi orang yang bertakwa adalah mereka yang beriman dan berbuat baik kepada sesama mereka.
[1] QS. Al Baqarah: 177.

[4]
Seumpama engkau menemukan lubuk makna sangat mendalam dari kedekatanmu kepada Allah, yaitu kema'rifatanmu terhadap Allah, maka rahasiakanlah!

Masih banyak fakir-miskin dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan disekitarmu,  maka tafsirkan saja secara sosial  ke-ma'rifatan-mu, yaitu menyatunya Allah dengan orang-orang lemah didalam qalbu dan akal sehat pikiranmu.

[5]
Innamaa tunshoruuna wa turhamuuna wa turzaquuna bi du’afaaikum [1]". Sesungguhnya kalian semua diselamatkan oleh Allah, ditolong oleh Allah, dan diberi rizki terus-menerus oleh Allah karena ada orang yang lemah diantara kalian.

Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan.

"Wa'ibaadu alrrahmaani alladziina yamsyuuna 'alaa al-ardhi hawnan wa-idzaa khaathabahumu aljaahiluuna qaaluu salaamaan [2]"
--------
[1] Al Hadist.
[2] Al Furqaan: 63.

No comments:

Post a Comment

Blogroll