Monday, 19 August 2013

cahaya diatas cahaya 1;- MUHAMMAD DIUMPAMAKAN LEBAH MAKA AL-QUR’AN ADALAH MADUNYA

[1]
Allah menganugerahkan kefahaman yang dalam tentang Al-Qur’an dan hikmah[1] kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan barang siapa yang dianugrahi hikmah, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran dari hikmah tersebut[2].

Rabbi hab lii hukman wa-alhiqnii bialshshaalihiina  -   Ya Tuhan-ku, berikanlah kepada ku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang sholeh[3]”.
[1] Hikmah dalah pengetahuan yang mendalam tentang rahasia-rahasia Allah.
[2]  Diambil dari QS. Al Baqarah: 269.
[3] Doanya Nabi Ibrahim dalam QS. Asy Syu'ara': 83.

[2]
“Sesungguhnya engkau sekali-kali tidak akan sanggup memahami ilmu-ku, karena ilmu-ku ini ialah yang diajarkan kepada ku tetapi tidak diajarkan kepada mu, dan engkau juga memiliki ilmu yang tidak aku pahami, karena ilmu mu itu yang diajarkan kepada mu tetapi tidak diajarkan kepada ku[1]”.
 [1] Salinan bebas perkataan Nabi Khidir kepada Nabi Musa sewaktu keduanya bertemu.

[3]
Ini adalah bacaan yang diberikan kepadamu supaya engkau mengeluarkan dirimu  dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan ijin Tuhan-mu, yaitu menuju jalan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.

[4]
Yang tidak terdengar oleh-mu, yang tidak terbaca oleh-mu, yang tidak terpikirkan oleh-mu, yang tak terpahami oleh-mu, yang sembunyi dibalik kata dan huruf, yang membuat tergoncang hatimu, untuk itulah kalimat-kalimat ini dibuat agar engkau memahami ilmu hikmah dari Al-Qur’an.


[5]
Langit, bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, laut, batu, pohon dan banyak lagi yang disebutkan oleh Al -Qur’an, yang sebenarnya sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang berilmu.

Lihatlah ayat yang berbunyi; “Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti engkau akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir[1]”.

Dan ketahuilah, bahwa gunung yang terpecah belah itu adalah perumpamaan hati manusia.
[1]  QS. Al Hasyr: 21. Apabila Al-Quran dibacakan pada manusia, maka hati mereka menjadi tunduk terhadap kebesaran Allah.

[6]
“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Nya, tetapi mereka yang kafir mengatakan: Apakah maksud Tuhan menjadikan ini untuk perumpamaan? Dengan perumpamaan itu banyak orang yang Allah sesatkan, dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang Allah beri petunjuk. Dan tidak ada yang Allah sesatkan kecuali orang-orang yang fasik[1]”.

“Perumpamaan itu Allah buat untuk manusia, dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu[2]”.
 [1]  QS. Al Baqarah: 26.
 [2] QS. Al 'Ankabuut: 43.

[7]
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya ayat-ayat Allah, kemudian mereka tiada memahami perumpaman-perumpamanNya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Nya[1].
[1] Diambil dari QS.Al-Jumu'ah: 5. Orang yang sudah diberi petunjuk, tapi tidak tau maksud  yang terkandung didalamnya, padahal kemana mana membawa petunjuk tersebut. Mereka seperti keledai yang memanggul Taurat. Hal ini seperti orang Yahudi jamannya Nabi Musa yang telah diberi Taurat tetapi tidak mengerti kandungan-kandungannya walaupun mereka sangat membanggakannya.

[8]
Kepada Rasulullah Muhammad, Dia turunkan kepada beliau perumpamaan dalam ayat-ayat-Nya, yang didalamnya mengandung hikmah.

Dan janganlah engkau heran walaupun Allah telah mengulang-ulang bagi manusia dalam Al-Qur’an bermacam-macam perumpamaan sebagai jalan menujuh ilmu hikmah, tapi manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah[1].
[1] Diambil dari QS. Al Kahfi: 54.

[9]
Hati manusia oleh Al-Qur’an diumpamakan berbagai macam. Hati manusia diumpamakan gunung, laut, langit, gua, sungai, kebun, batu, terompah.

Bahkan hati juga diumpamakan binatang; diumpamakan burung, anjing, babi, semut, keledai. Kalau hal engkau pahami maka ayat Al-Qur’an seperti madu yang disaring[1].
[1] Madu yang disaring adalah ayat-ayat Al-Quran yang telah diperdalam maknanya sehingga diketahui arti hakikatnya. Kata madu yang disaring terdapat di QS. Muhammad: 15.

[10]
Setengah dari pada ilmu ada yang sangat rahasia seperti keadaan sesuatu yang tersembunyi, tidak dapat diketahui ilmu yang sangat rahasia itu kecuali oleh Ulama Billah[1] dan Arifin Billah[2]. Maka apabila mereka menyebutkan ilmu rahasia itu, kebanyakan manusia beriman mengingkarkannya kecuali oleh Ulama dan Arifin Billah itu sendiri[3].

Ilmu yang dirahasialkan tidak lain adalah ilmu hikmah Al-Qur’an dan kema’rifatan kepada Allah.
[1] Ulama Billah adalah ulama yang mengenal Allah.
[2] Arifin Billah adalah manusia  yang mengenal Allah.
[3] Al Hikam, Ibnu Athailah.

[11]
Tidak diturunkan Al-Qur’an itu kecuali terdapat banyak ayat yang saling berlawanan. Ayat yang satu bisa berlawanan dengan ayat yang lain apabila engkau tidak bisa meletakkan pada wadah mana maksud dari ayat-ayat tersebut.

[12]
Gunung, bumi, orang mati yang dapat bicara yang dikatakan Al-Qur’an[1] adalah perumpamaan  hati manusia. Hati manusia akan tergoncang, akan terbelah, akan dapat hidup dan bicara karena mendapat cahaya dari kitab suci Al-Qur’an.
[1] Terdapat di QS. Ar Ra’d: 31.

[13]
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi[1], silih bergantinya malam dan siang[2], bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah matinya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin  dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh hal itu terdapat ayat-ayat bagi kaum yang memikirkan[3]”.

Allah tidak membukakan rahasia-rahasia[4] Nya kecuali bagi mereka yang piliranya  mampu memahami ayat-ayat yang tertulis di alam semesta, karena dengan itu Ia membuat berbagai perumpamaan.
[1] Langit dan bumi dapat diartikan manusia, yang terdiri dari jiwa manusia adalah langit dan raga manusia  adalah bumi.
[2] Silih bergantinya siang dan malam dapat diartikan kondisi hati manusia yang silih berganti antara terang (mendapat petunjuk) dan kafir (dalam kegelapan).
[3] QS. Al Baqarah: 164.
[4]  Rahasia-rahasia yang ada dunia dan akhirat.

[14]
Dan banyaklah orang berilmu tentang Al-Qur’an mampu mengartikan bahasanya, tapi sedikit yang mampu mengartikan perumpamaan dan hikmah- Nya.

[15] 
Ingatlah engkau bahwa Al-Qur’an itu obyek bukan subyek. Ia tidak bisa melakukan perubahan, ia alat perubahan. Akal-mu lah yang merupakan subyek perubahan.

[16]
Betapa banyak diantara engkau yang membaca dan mengartikan Al-Qur’an, tetapi mereka malas untuk berpikir tentang ayat-ayat Allah[1], padahal dikatakan; “Kadzaalika yubayyinu allaahu lakumu al-aayaati la'allakum tatafakkaruuna - Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada mu supaya kamu berfikir[2]”,

Sungguh Allah mengulang-ngulang sindiran kepada mereka yang enggan berpikir terhadap ayat-ayat Al-Qur’an [3];  “Afalaa ta'qiluuna[4], “Afalaa ya'qiluuna[5]”, Awa lam yatafakkaruu[6]”, “Afalaa tatafakkaruuna[7]”, “Afalaa tadzakkaruuna[8]”, “Afalam takuunuu ta'qiluuna[9]”. Apakah kalian tak memakai akal? Apakah kalian tak menelaah? apakah kalian tak berpikir?
[1] Melakukan ijtihad, yaitu bersungguh sungguh berjuang secara akal untuk memahami Al-Quran.
[2] QS. Al Baqarah: 219.
[3] Tak kurang dua belas kali perintah untuk berpikir yang ada dalam Al-Quran agar manusia mengetahui rahasia-rahasia kegaiban dan hikmah-hikmah yang digambarkan dalam fenomena alam semesta.
[4] QS. Yunus: 16, QS. Ali 'Imraan: 65, QS. Al Baqarah: 44, QS. Ash Shaaffaat: 138, QS. Huud: 51.

[17]
Janganlah merasa bangga walaupun sedikit atas setetes ilmu yang engkau miliki, kerana diatas langit masih ada langit lagi. Diatas yang berpengetahuan, masih ada lagi yang jauh lebih berpengetahuan. ”Wa fauqa kulli dzii 'ilmin, 'aliim[1]”.
[1] QS. Yusuf: 76.
[5] QS. Yaasiin: 68.
[6] QS. Ar Ruum: 8. QS. Al A'raaf: 184,
[7] QS. Al An'aam: 50.
[8] QS. Ash Shaaffaat:  155.
[9] QS. Yunus: 16, QS. Yaasiin: 62.

[18]
Wamaa yastawii al-a'maa waalbashiiru. Walaa alzhzhulumaatu walaa alnnuuru[1]”. Tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat. Tidak sama gelap gulita dengan cahaya, tidak pula sama yang teduh dengan yang panas, dan tidak pula sama orang yang hatinya hidup dan orang-orang yang hatinya mati. Dan tidaklah sama orang yang awam dengan yang berpengatahuan[2] dalam membaca kalimat-kalimat ini.
[1] QS. Faathir: 19-20.
[2]  Ketidaksamaan akan muncul dari reaksi setelah mereka membaca kalimat-kalimat ini. Orang  awam akan mencela dan tidak percaya akan kebenaran yang dijelaskan.

[19]
Walaupun sekiranya Allah turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka, dan Allah kumpulkan pula segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak juga akan percaya dengan kalimat-kalimat yang engkau baca ini[1], kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
[1] Kalimat yang mengajak untuk meng-Esakan Allah dan meniadakan selain dari padaNya.

[20]
Banyak orang yang mampu membaca Al-Qur’an secara imanen[1], tapi sedikit yang memahami sampai ke makna transenden[2]. Sekalipun Al-Qur’an diibaratkan madu, tapi perlu disaring sehingga bisa memberikan bukti yang nyata bagi manusia bahwa Al-Qur’an adalah ‘Kitabun mubin[3]’.
[1] Pengertian yang dapat diterima akal.
[2] Pengertian bathin atau spiritual.
[3] Kitab yang nyata secara imanen dan nyata transenden.

[21]
Apabila Muhammad diumpakan lebah maka Al-Qur’an adalah madunya.“Dan Tuhan-mu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia[1]”,

“Kemudian makanlah dari tiap-tiap macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhan-mu yang telah dimudahkan bagi mu. Dari perut lebah itu ke luar minuman madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang-orang yang memikirkan[2]”.

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah”, ialah perumpamaan Allah mengutus Rasulullah Muhammad.

“Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia”, ialah Allah menjadikan Rasulullah Muhammad sebagai pembawa wahyu kepada seluruh manusia di muka bumi.

“Makanlah dari tiap-tiap macam buah-buahan dan tempulah jalan Tuhan-mu yang telah dimudahkan bagimu”, maksudnya Allah menyuruh Rasulullah Muhammad hidup dalam jalan kemuliaan yang telah dimudahkan.

“Dari perut lebah itu ke luar minuman madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia”, ialah  Rasulullah  Muhammad memiliki mukjizat berupa Al-Qur’an yang bermanfaat sebagai petunjuk hati manusia.

Pemahaman ayat sedemikian ini sulit dipahami, kecuali bagi orang-orang yang mau memikirkan[3].
[1]  QS. An Nahl: 68
[2] QS. An Nahl: 69.
[3] Banyak di akhir ayat Al-Quran yang meyatakan bahwa Allah memberikan petunjuk yang hanya dipahami bagi orang-orang yang mau berpikir.

[22]
Ini adalah sebuah bacaan yang diberikan  kepada mu dengan penuh berkah, supaya engkau mendapatkan ilmu dan pelajaran, karena engkau adalah makluk yang mempunyai pikiran.

Katakanlah, "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

[23]
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan keterangan-keterangan ini dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan pintu hati mereka dan tidak  pula mereka bertemu dengan Allah, hingga ada unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Allah memberi ketetapan kepada orang-orang yang tertutup hatinya.

[24]
Ayat-ayat yang tertulis[1] hanyalah jendela dari ayat Allah yang nyata, yaitu langit dan bumi[2]. Dan akal manusialah yang bisa membuka jendela hingga memahami ayat-ayat nyata-Nya.

Inna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi waikhtilaafi allayli waalnahaari laa’ayaatin li ulii albaabi -  Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat ayat-ayat Allah  bagi orang-orang yang berakal[3]”.

Semua kejadian di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur, dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata[4].
[1] Yaitu Al-Quran 30 Juz.
[2]  Langit dan bumi adalah Lauh Mahfudz-nya Al-Quran.
[3] Diambil dari QS. Ali ‘Imran: 190.
[4] Diambil dari QS. Al An'aam: 59.

[25]
“Pergantian malam dan siang[1] dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya[2], dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berakal[3]-[4]”.
[1] Pergantian siang dan malam adalah bolak baliknya hati manusia, yaitu menjadi beriman atau kafir.
[2] Air hujan adalah petunjuk Al-Quran, dihidupkankan bumi sesudah mati maksudnya hati yang tidak mengenal Allah menjadi beriman.
[3] Tidak kurang 12 kali Allah menyebutkan dalam Al-Quran bahwa Ia  memberikan banyak tanda-tanda bagi orang yang berakal.
[4]  QS. Al Jaatsiyah: 5.

[26]
Sunguh amatlah banyak ayat di Al-Qur’an yang menantang manusia agar mempelajari ayat-ayat Allah yang ada dilangit dan bumi sehingga bisa memahami rahasia-rahasia-Nya. Biasanya diawali dengan fenomena alam atau suatu peristiwa, dan diakhiri dengan kalimat; "laa’ayaatin li ulii albaabi", "laaayaatin li-ulii alnnuhaa",  "al-aayaati liqawmin ya'qiluuna", "aayatan bayyinatan liqawmin ya'qiluuna".

Pelajarilah ayat-ayat Al-Qur’an sampai mendalam, karena engkau adalah kaum yang berakal!

[27]
Janganlah engkau heran dalam usahamu menggali hikmah dan rahasia Al-Qur'an, engkau akan menemui banyak pertentangan dari orang-orang sekelilingmu, yaitu orang yang enggan berpikir tapi senang mencelamu. Maka bersabarlah engkau dan berteguhlah, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang dikehendaki-Nya sebagai penguji  atasmu dijalan ijtihad yang terang dan diridhoi Allah.
----------Selesai

No comments:

Post a Comment

Blogroll