Monday 19 August 2013

cahaya diatas cahaya 12;-KIAMAT DEKAT DAN AKHIRAT TIDAK KEKAL

[1]
Diciptakan oleh Nya kehidupan dunia dan akhirat kepada manusia tak lain untuk menerangkan kehidupan alam lahiriyah dan alam batiniyah.

[2]
Dengan benar-benar memahami perbedaan sifat Tuhan dan makluk (ciptaan) serta keihsanan yang nyata, ada tiga pendapat tentang akhirat; Akhirat jauh dan kekal, akhirat jauh tapi tidak kekal, dan akhirat dekat dan tidak kekal. Orang yang bertauhid pasti meyakini bahwa akhirat dekat dan tidak kekal[1].
[1] Orang-orang bertauhid adalah Arifin Billah, mereka sudah merasakan bahwa kehidupan akhirat (surga dan neraka) adalah bersamaan dengan kehidupan dunia sekarang ini. Kedua kehidupan ini kekal sampai mereka mati. Yaitu sampai lenyapnya bumi dan langit yang ada didalam diri mereka, seperti yang disebutkan pada QS. Huud: 107-108.

[3]
Sesungguhnya manusia itu hanya mengetahui sisi lahiriyah kehidupan saja, yaitu dunia. Sedang mereka lalai tentang kehidupan akhirat (yang berada di batiniahnya).

"Ya'lamuuna zhaahiran mina alhayaati alddunyaa [1] wahum 'ani al-aakhirati hum ghaafiluuna [2]".
[1] Kalau dikatakan bahwa "Zhaahiran mina alhayaati alddunyaa”, artinya “Sisi lahir dari kehidupan dunia" maka sejatinya sisi batin adalah kehidupan akhirat".
[2] QS. Ar Ruum: 7.

[4]
Kalau dicermati, Al-Qur’an menerangkan kebangkitan dari kubur ada dua macam. Pertama kepada orang kafir, Allah membantah ketidakpercayaan mereka dengan hari kebangkitan dengan kalimat bahwa Dia yang menciptakan manusia dari tanah apakah Ia tidak mampu membangkitkan kembali setelah mereka menjadi tulang belulang[1].

Kalau kepada orang mukmin kalimatnya berbeda. Kepada orang mukmin Allah memberi isyarat kebangkitan dari kubur dengan menerangkan bahwa Dia meniupkan angin untuk menggerakkan awan, dan awan menjadi hujan menimpa bumi, sehingga dari bumi yang tadinya tandus kemudian tumbuh berbagai tanaman. Demikianlah sebagai keterangan bagi orang yang berpengetahuan.

“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya, hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran[2]”.

Utusan Allah yang diberi wahyu, yaitu para Nabi dan Rasul yang dikirim pada suatu umat yang belum beriman kepada Allah, laksana Allah meniupkan angin sehingga menggerakkan awan pada daerah yang tandus.

Lalu utusan tersebut diberi perintah untuk mengajarkan agar umat tersebut beriman kepada Allah, laksana Allah menurunkan hujan dari awan pada daerah yang tandus.

Sehingga hati mereka bangkit menjadi beriman, yaitu laksana keluarnya buah-buahan dari tanah yang telah disirami hujan.

Seperti itulah yang dimaksud Allah membangkitkan orang-orang yang telah mati (dalam kubur), mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

Dan bagi mereka yang tetap tidak berima kepada Allah, sesungguhya mereka ibarat tanah yang tidak menumbuhkan buah-buahan walaupun telah disirami hujan. Mereka bangkit dari kematian dalam keadaan kafir.

Sengaja Allah membuat perumpamaan hari kebangkitan, sehingga dari perumpamaan itu banyak yang disesatkan, dan dari perumpamaan itupulah manusia yang berpikir dapat mengambil petunjuk.
[1] Diceritakan di beberapa ayat; (1) QS. Al Israa’: 49, QS. Al Israa’: 98, QS. Al Mu'minuun: 35,  QS. Al Mu'minuun:  82, QS. Yaasiin: 78, QS. QS. Ash Shaaffaat: 16,  QS. Ash Shaaffaat: 53, QS. Al Waaqi'ah: 47, QS. QS. An Naazi´aat: 11.
[2] QS. Al A’raaf: 57.

[5] Karamah tertinggi yang diberikan Tuhan pada manusia di dunia adalah terlihat jarak yang jauh terhadap dunia itu sendiri, sehingga manusia melihat akhirat itu dekat, lebih dekat dari pada kulit arinya sendiri.

“Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat lagi[1]”.
[1] QS. An Nahl: 77.

[6]
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu[1], antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing[2]”.

“Maka nikmat Tuhan engkau yang manakah yang engkau dustakan[3]?”

“Dari keduanya keluar mutiara dan marjan[4].”

“Maka nikmat Tuhan engkau yang manakah yang engkau dustakan[5]?”

Dua laut. Apakah dua laut itu? Tahukah engkau dua dua laut itu?

Itulah dua alam, jasmani (lahiriyah) dan alam rohani (batiniah), alam dunia dan alam akhirat. Kedua laut, atau kedua alam tersebut sama-sama mengalir dan bertemu, walaupun tidak bisa bercampur karena ada pembatas (atau barzah).

Manusia adalah makluk jasmani dan sekaligus makluk rohani, pada diri manusia ada unsur lahiriyah dan unsur batiniyah. Dan semenjak manusia lahir kedua unsur tersebut sudah muncul, manusia sudah hidup di kedua unsur tersebut.

Unsur lahiriyah lahir ke alam dunia, unsur bathiniyah di alam akhirat. Dengan dikatakan oleh Al-Qur’an; "Dari keduanya keluar mutiara dan marjan[6]".
[1] QS.Ar Rahman: 19.
[2] QS.Ar Rahman: 20.
[3] QS.Ar Rahman: 21.
[4] QS.Ar Rahman: 22.
[5] QS.Ar Rahman: 23.
[6] Lukluk adalah kehidupan yang muncul di alam dunia, sedangkan Marjan adalah kehidupan yang muncul di alam batiniah.

[7]
Salah satu isyarat Rasulullah terkait datangnya hari kiamat berbunyi; “Salah satu tanda akhir jaman (kiamat), apabila sampai masanya matahari terbit disebelah barat. Pada masa itu, taubat sudah tiada”.

Matahari terbit dari barat sebenarnya isarat Rasulullah menyuruh untuk membalik pola pikir selama ini, sehingga bangkit kesadaran bahwa seluruh alam semesta ini pada dasarnya tidak mempunyai daya kekuatan apapun, pada saat kesadaran itu tercapai maka saatnyalah “Yaum al Qiyamah” atau hari kebangkitan itu terjadi.

Yang tadinya manusia merasa dirinya hidup, maka sebenarnya manusia itu mati-tidak mempunyai kekuatan apapun seperti anai-anai yang bertebaran. Awalnya akal memberikan argument secara logika bahwa bumi dan langit itu tegak, ternyata tidak mempunyai daya apapun seolah bulu yang dihambur-hamburkan.

Apabila sudah berhasil membalikan pola pikir, maka terbitlah mata hari dari barat. Dan karena itulah sesungguhnya kiamat itu dekat seperti yang isyaratkan dalam Al-Qur’an; “Allah-lah yang menurunkan kitab dengan membawa kebenaran dan  neraca keadilan. Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat?[1]”.

Maka pada hari ini bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit diganti dengan langit yang lain, dan kita semuanya di padang Mahsyar berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa[2].
Dan engkau melihat orang-orang yang berdosa pada hari ini diikat bersama-sama dengan belenggu. Pakaian mereka adalah dari pelangkin  dan muka mereka ditutup oleh api neraka, agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya[3].
[1] QS. Asy Syuura: 17.
[2] Seperti yang diceritakan pada QS. Ibrahim: 48.
[3] Seperti yang diceritakan pada QS. Ibrahim: 49 s/d 51.

[8]
Bagaimana mana bisa merasakan kiamat kalau tidak tahu ilmunya kiamat. Bagaimana bisa merasakan hidup negeri akhirat kalau tidak tahu ilmunya akhirat.  Padahal tidak terjadi keduanya kecuali belangsung dekat-sekedipan mata, bahkan lebih dekat lagi.

Pelajarilah kedua ilmu tersebut sehingga rahasia kedekatannya engkau ketahui, dan betul-betul engkau berkeyakinan bahwa kehidupan dunia dan akhirat itu tidak terpisah, tetapi berjalan bersamaan (concurrent).

Kehidupan dunia dan akhirat seperti dua laut yang mengalir berdampingan; yang tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit, dan Allah jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi[1].
Saat ini dimensi lahiriyah manusia hidup di dunia tapi dimensi batiniyah manusia sudah hidup di akhirat.
[1] Seperti yang digambarkan dalam QS. Al Furqaan: 53.

[9]
Sesungguhnya Allah menciptakan surga seluas langit dan bumi[1], demikian juga neraka. Keduanya bergantian tiap diri manusia laksana pergantian antara  malam dan siang[2].

Ketentuan Allah melalui amalan tiap orang lah yang mencerminkan komposisi waktu antara keduanya berbeda, ada yang malam lebih panjang dari siang, ada yang siang lebih pajang dari malam.

Hati manusia dijadikan kafir dan mukmin seperti pergantian antara malam dan siang.
[1] QS. Ali Imraan: 133, Al Hadiid: 21.
[2] QS. Al Jaatsiyah: 5.

[10]    
Tidak semua orang tergolong penduduk surga atau neraka, ada orang Al-A'raaf yang berada ditempat tertinggi antara Surga dan Neraka. Ia berkata kepada penduduk surga "Mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu" dan kepada penduduk Neraka ia berkata, "Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu”[1]. Siapakah orang diatas Al A'Raaf itu?

Yaitu  mereka yang tidak menginginkan surga dan tidak tersentuh neraka, orang-orang yang hatinya telah ridho dan diridhoi oleh Allah. Merekalah berada ditempat tertinggi karena menyatu dengan Tuhannya[2].
[1] Diambil dari QS. Al-A’raaf: 46 s/d 48.
[2]  Mencapai tingkatan nafsu Kamalia.

[11]
Surga jangan diartikan secara kuantitatif, cobalah diartikan secara kualitatif, yaitu ketenangan jiwa, kemanfaatan diri bagi manusia lain, bertambah luasnya cakrawala ilmu, semakin terangnya cahaya kema’rifatan. Demikian juga sebaliknya neraka.

[12]
Sengaja Allah memetaforakan surga, sehingga sedikit orang yang mengetahui maksud sebenarnya.

Didalam surga itu ada sungai-sungai mengalir[1] yaitu ilmu dan petunjuk, didalam surga ada bidadari yang cantik jelita-yang tidak pernah disentuh manusia dan jin[2] yaitu Al-Qur'an, didalam surga ada buah yang dapat dipetik dari dekat[3] yaitu ampunan, didalam surga itu ada pohon bidara yang tidak berduri[4] yaitu perlindungan Allah. Mereka penghuni surga dikelilingi anak-anak muda yang tetap muda yaitu kedekatan hati dengan anak yatim piatu, penghuni surga diberi gelas yang indah[5], yaitu hati mereka yang terjaga sehingga mulutnya terhindar dari kata-kata yang tidak berfaedah dan tiada pula berbuat dosa. Didalam surga disediakan permadani yang indah yaitu hati meraka yang pemurah sehingga suka menolong sesamanya. Sudahkah engkau merasakannya?
[1] Banyak ayat yang menjelaskan bahwa di bawah (didalam) surga ada sungai-sungai yang mengalir, diantaranya; QS. Al Fath: 17, QS. Al Mujaadilah: 22.
[2] Dalam QS. Ar Rahman: 56 disebutkan bahwa bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka, dan tidak pula oleh jin.
[3] QS. Ar Rahmaan: 54.
[4] QS. Al Waaqi'ah: 28.
[5] QS. Ath Thuur: 23.

[13]
Tiga puluh satu kali Allah bertanya “Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban?” pada setiap kali menjelaskan apa saja yang telah Ia berikan dan dirasakan oleh manusia,  termasuk didalamnya dua surga yang masing-masing terdapat dua sumber mata air yang memancar.

Apakah kenikmatan dua surga yang dimaksud? Apakah dua sumber mata air yang memancar? Sehingga Tuhan bertanya “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” setalah Ia berikan dan dirasaka oleh manusia.

Dua surga itu adalah surga yang bisa dirasakan secara dhohir dan surga yang bisa dirasakan secara batin oleh manusia saat ini. Sedang keduanya terdapat dua sumber mata air, yaitu tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.

Puncak dari segala puncak tertinggi kenikmatan surga adalah mendekat sedekat mungkin sehingga tidak ada jarak, alias manunggal dengan Allah-baik dhohir maupun batin.

[14]
Jangan dikira mudah melepaskan dirimu dari pemberhalaan surga kecuali orang-orang yang beramal sholeh dengan tidak berharap pahala apapun dari Tuhannya karena ia utusan-utusan Allah dalam menyampaikan kasih sayang kepada semua makluk ciptaan Nya.

[15]
“Apabila terjadi hari kiamat, tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya, kejadian itu merendahkan satu golongan dan meninggikan golongan yang lain, apabila bumi digoncangkan sedasyat-dasyatnya, gunung-gunung dihancurkan seluluh-luluhnya, maka jadilah manusia debu yang berterbangan, dan kamu terbagi menjadi tiga golongan[1]”.

Pertama, “Ashabul Yamin” yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu. Kedua, “Ashabus Sima”, yaitu  golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan golongan “Sabikun”, yaitu golongan yang beriman paling dahulu[2].
Golongan Kanan (Aashabul Maimanah) adalah golongan orang yang rajin beribadah, menjalankan seluruh perintah dan menjahui seluruh larangan sesuai yang telah disyariatkan. Walau mereka penghuni surga, tapi surganya kelas rendah.
Apabila ingin derajat surga yang tertinggi, hal itu tidak bisa tercapai kecuali harus mendekat diri dan manunggal didalam Dzat Allah, sehingga mencapai golongan “Mukorabun”. Mereka ialah golongan orang terdahulu (paling depan) ketauhidkan kepada Allah.

Puncak dari segala puncak tertinggi kenikmatan surga adalah mendekat sedekat mungkin sehingga tidak ada jarak, alias manunggal dengan Allah.
[1] QS. Waqi’ah: 1-7
[2] Golongan orang-orang yang beriman paling dahulu adalah orang-orang yang paling dekat hubungannya dengan Allah, yaitu Ahli-Ahli Tauhid.

[16]
Sesungguhnya jasmani manusia adalah bagian yang sangat kecil dari alam semesta, tetapi ketahuilah sebenarnya rohani manusia itu lebih luas dari seluruh alam semesta[1].
[1] Rohani manusia sebagai dimensi yang tak terbatas, menampung seluruh langit shaf tujuh.

[17]
Tidak dibangkitkan manusia dari alam kubur, kecuali hati mereka yang tadinya mati kemudian menjadi hidup. Dan Al-Qur’an adalah penuntun hati manusia agar bangkit dalam kondisi beriman kepada Tuhan nya.

“Manusia bertanya kepadamu tentang hari kimat. Katakanlah; Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu hanya di sisi Allah. Dan tahukah engkau , boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya[1].

Ghaibkanlah pandanganmu terhadap segala sesuatu, sehingga segala sesuatu seolah menjadi bulu yang berhambur-hamburan dikarenakan pentakziman dan keagagungan Tuhan atas mereka. Serta jadikan pula dirimu ghaib seolah dirimu anai-anai yang berterbangan dikarenakan kedekatan-Nya atas mu. Sesunguhnya hanya dengan itulah engkau memahami ilmu kiamat.

Barang siapa yang telah mengenal Yang Maha Besar, maka ia meyaksikan-Nya pada setiap sesuatu. Dan barang siapa yang telah fana dengan-Nya, maka akan ghaiblah ia dari pada setiap sesuatu. Dengan itulah engkau dekati kiamat.

Sesungguhnya yang menyulitkan pengetahuanmu terhadap Yang Maha Besar dari pada mu dan dari pada segala sesuatu hingga terjadi kiamat, justru ketersangatan dekatnya Ia dengan mu, dan ketersangatan dekatnya Ia dengan dengan segala sesuatu.
[1] QS. Al Ahzab: 63.

[18]
Tidaklah dilakukan pembalasan pada hari kiamat kecuali mereka golongan jin dan manusia melakukan penghisabpan dan saksi atas segala amal perbuatan mereka sendiri [1]berdasarkan neraca  yang telah ditetapkan Allah melalui utusan-utusannya.

Sesungguhnya Al-Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya adalah neraca [2]untuk menimbang amal perbuatan manusia, apakah mereka itu golongan yang beruntung atau merugi dihari pembalasan.  Serta Allah mendatangkan Muhammad dan Rasul-Rasul sebelumnya sebagi saksi kepada umatnya masing-masing[3].

Tidaklah Muhammad dan Rasul-Rasul sebelumnya sebagai saksi kecuali ajaran dan tuntunan yang telah mereka sampaikan[4]. Sehingga manusia mendapatkan kejelasan baik dan buruk atas segala perbuatannya.

Sehingga Allah Menyeru "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu[5]".

Apabila engkau masih ragu-ragu tentang saatnya hari pembalasan, maka bacalah QS. Asy Syuura: 17, “Allah-lah yang menurunkan kitab dengan membawa kebenaran dan neraca keadilan. Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu dekat?”
[1] QS. Al Qiyaamah: 14, “Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri”. QS. Al An'aam: 130, “Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata; Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri, kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. Bahkan di QS. An Nuur 24 menjelaskan; “Pada hari ketika, lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan”.
[2] QS. Asy Syuura: 17.
[3] QS. 16. An Nahl: 84, “Dan ingatlah akan hari ketika Kami bangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi (rasul). QS. Al Ahzab: 45, “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan”. QS. Al Qashash: 75. “Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi”.
[4] Ajaran dan tuntunan yang telah Rasul-Rasul sampaikan adalah saksi dari umat mereka, bukan Rasul sendiri secara langsung.
[5] QS. Al Israa: 14.

[19]
Sesungguhnya diciptakan kehidupan, kematian, ahirat, surga, neraka bukan sequential (berurutan) tapi concurrent   (bersamaan).

Barang siapa yang telah mengenal dirinya, dan ia tahu bahwa tidak ada kekuatan dan kehidupan dalam dirinya, karena yang hidup adalah Allah. Maka sudah matilah ia.

Barang siapa yang telah mengenal Allahnya, dan ia menyaksikan-Nya pada setiap sesuatu. Kiamat Kubralah ia.

Barang siapa yang telah fana dengan Allahnya, dan ia ghaib dari pada setiap sesuatu. Kimat sugrahlah ia.

Yang demikian itu disebabkan hatinya telah beriman dan yakin bahwa ia sudah bertemu dengan Tuhannya. Kecuali hatinya orang yang membatu, mereka merasa hidup dan tidak menjumpai kiamat kecuali kelak dikemudian hari. Tidak pula dibangkitkan ia kecuali dalam keadaan tuli, bisu dan buta[1].
[1] Sesungguhnya yang tuli, bisu dan buta adalah hatinya, karena keras seperti batu sehingga mereka tidak tahu bahwa mereka sudah dibangkitkan.

[20]
“Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu[1]. Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja, maka tiba-tiba mereka meIihatnya[2]. Dan terang benderanglah bumi dengan cahaya  Tuhannya, dan diberikanlah buku perhitungan perbuatan masing-masing dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan[3]”.

Apabila hatimu adalah buta maka kebangkitanmu adalah kebangkitan buta, dan apabila hatimu tuli maka kebangkitanmu adalah kebangkitan tuli. Tetapi apabila hatimu terang maka kebangkitanmu adalah kebangkitan terang menuju Allah.

Dan karena kebutaan dan ketulian hatimulah maka dirimu tidak tahu bahwa hari ini sesungguhnya kamu telah dibangkitan. Kata Allah, “Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia sedang mereka tentang kehidupan akhirat adalah lalai[4]”.

“Telah dekat datangnya kiamat itu dan telah terbelah bulan[5]”.

Matikanlah dirimu sebelum engkau dimatikan. “Mutuu qobla anta mutu[6]”, sehingga nyatalah akhiratmu.
[1] QS. Faathir: 9.
[2] QS. Ash Shaaffaat: 19.
[3] QS. Az Zumar: 69.
[4] QS. Ar Ruum: 7.
[5] QS. Al Qamar:1.
[6] Al-Hadist

[21]
Sunggulah jauh perbedaan orang awam dengan Al Arif. Orang awam berpengertian 'innalillahi wainna lillahi rajiun' adalah nanti setelah meninggal, sedangkan Al Arif masih hidup sudah “innalillahi wainna lillahi rajiun”, sudah kembali.

[22]
Orang yang mati, jasadnya kembali ke tanah, segala sifat jiwa (baik buruk) lenyap, ruh kembali ke asal[1]. Dunia dan akhiratnya ditutup.

Seorang manusia awalnya tidak ada kembali ke tidak ada pula.
[1] Semua ruh kembali ke Allah, baik didunia dalam kekafiran atau ketaatan.

[23]
Wahai anaku, ketahuilah bahwa surga itu bukanlah puncak pencapaian bagi orang yang bertakwa, derajat manusia itu lebih tinggi dari surga, manusia itu ‘fi ahsani taqwim’, sebaik-baik ciptaan. Masterpeace ciptaan  Allah itu adalah manusia. Jadi tidak layak manusia mengejar-ngejar sesuatu yang tidak lebih tingi dari dia. Puncak pencapaian tujuan manusia adalah ‘Ilaihi rojiun’, kembali kepadaNya.

Memang didalam surga terdapat taman yang indah, sungai-sungai mengalir, buah yang diambil dari dekat, bidadari cantik, Al-Qur’an banyak menyebutkan itu. Semua itu tak ubahnya perumpamaan prilaku diri bagi orang yang bertakwa, bukan tujuan bagi orang yang bertakwa.

Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan oleh Allah, dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi Nya petunjuk.

[24]
Seluruh Nabi dan Rasul mengatakan bahwa kiamat itu dekat. Nabi Adam mangatakan kiamat itu dekat, Nabi Ibrahim mengatakan kiamat itu dekat, Nabi Muhammad mengatakan kiamat itu dekat. Hanya Dajal yang mengatakan dan mengajak manusia untuk mempercayai bahwa kiamat itu jauh.

Siapa Dajal? Dajal sebuah mitos antagonis, ia ahli agama tetapi bermata satu.

Kenapa Dajal bermata satu? Bermata satu hanya kias, diartikan sebagai seorang ahli agama yang hanya berpegang pada Al-Qur’an, tanpa memahami hikmah, yaitu hakikat dari Al-Qur’an. Dan dalam mitos, Dajal berperang dan dikalahkan oleh nabi Isa yang turun kebumi.

Kenapa Nabi Isa diturunkan ke bumi untuk berperang melawan Dajal? Isa adalah Nabi dan Rasul yang hanya berpegang satu mata yang lain-selain mata yang dimiliki Dajal. Isa adalah Rasul yang sangat dibekali oleh hikmah. Mata Isa hanya melihat ilmu secara hikmah (hakikat).

Risalah yang diberikan nabi Isa kepada manusia ketika turun ke bumi yaitu agar menolak  Dajal serta mengajak kembali ke ajaran Nabi dan Rasul terdahulu, yaitu meyakini bahwa kiamat itu dekat.

Isa selalu mengatakan ‘Wahai umatku. Kembalilah pada kerajaan Tuhan, karena kiamat sudah dekat!’

Setelah berperang  maka berakhir dengan Isa menang mengalahkan Dajal.

Perang Dajal dan Isa sebenarnya terjadi pada diri tiap manusia.
Dajal sudah menyelinap didada mu,  segeralah turunkan Isa ke bumi (didalam dirimu sendiri). Segeralah mengetahui hikmah dan hakikat yang dibawahnya.

Menangkan Isa mu melawan Dajal, sehingga engkau yakin bahwa kiamat adalah dekat.

[25]
Rasulullah pun mengatakan “Aku pernah melihat surga, lalu aku melihat bahwa kebanyakan penghuninya adalah orang-orang miskin. Aku pun pernah melihat neraka, lalu aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita”.

Bagaimana bisa menganggap bahwa surga dan neraka itu belum berpenghuni, bahkan belum disediakan?

[26]
Tiap-tiap manusia itu telah ditetapkan amal perbuatannya sebagaimana tetapnya kalung pada leher mereka. Dan dikeluarkan bagi manusia pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka[1]. “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu[2]”.
Di dalam batin manusia tidak hanya terdapat ketetapan amal perbuatannya (lahul mahfud) dan catatan amal perbuatannya, tetapi terdapat juga malaikat, neraca (mizan), surga, neraka, dan semua makluk. Sehingga cukuplah mereka sendiri melakukan perhitungan atas segala amal perbuatan mereka sendiri.
[1] QS. Al Israa’: 13.
[2] QS. Al Israa’: 14.

[27]
Katakanlah bahwa; Akhirat dekat dan tidak kekal. Karena Allah telah menyediakan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, dan menyuruh kepada orang-orang bertaqwa agar bersegerah menuju ampunan dan masuk di dalam surga-Nya. Hal itu dinyatakan dengan; “Wasaari'uu ilaa maghfiratin min rabbikum wajannatin 'ardhuhaa alssamaawaatu waal-ardhu u'iddat lilmuttaqiina - Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa[1]”.

Allah juga telah menyediakan neraka untuk orang kafir, dan menyuruh untuk memelihara dari siksa neraka-Nya. Hal itu dinyatakan dengan; “Waittaquu alnnaara allatii u'iddat lilkaafiriina -  Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir[2]”.

Keduanya jelas dikatakan bahwa neraka dan surga  itu " U'iddat", telah disediakan.

Surga dan neraka kekalannya terbatas, karena segala sesuatu akan hancur (binasa) kecuali hanya wujud Allah yang kekal abadi. Allah mengatakan; “Kullu syain halikun illa wajhahu - Segala sesuatu binasa kecuali wujud Allah yang abadi[3]”

Kekekalan surga dan neraka hanya sebatas selama ada langit dan bumi; “Khaalidiina fiiha maadaamatis samaawaati wal ardh - Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi [4]”.

[1] QS. Al ‘Imraan: 133.
[2] QS. Al ‘Imraan: 131.
[3] QS. al-Qashash: 88.
[4] QS. Huud: 107.
[5] Langit dan bumi dapat diartikan manusia itu sendiri, langit itu jiwanya (rokhaninya) dan bumi itu raganya.


[28]
Tidak hanya dunia yang mengalami kiamat. Surga dan Neraka yang dikatan kekal juga mengalami kiamat[1]. Karena sesungguhnya surga dan neraka kekal selama ada langit dan bumi. 

Langit dan bumi yang dimaksud adalah jiwa (rokhani) dan badan (jasmani) manusia. Karena badan adalah tanah seperti bumi, dan jiwa adalah ruang tak terhingga luasnya seperti langit.

Dan ketahuilah bahwa seorang yang telah kembali kepada Allah, yaitu ruh lepas dari badan maka lenyaplah bumi dan langitnya, lenyaplah surga dan nerakanya. “Inalillahi Wainalillahi Rojiun”.
[1] QS. Huud: 107 dan 108.

[29]
Apabila engkau paham rahasia bahwa kiamat itu dekat, maka engkau akan mendengar sangkakala telah ditiup sehingga matilah semua apa yang ada dilangit dan bumi, tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara kamu pada hari ini, dan tidak ada pula kamu saling bertanya. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba kamu berdiri menunggu putusannya masing-masing[1].
[1] Jarak tiupan pertama dan kedua itu dekat, mengambarkan betapa singkatnya proses kiamat hingga manusia berpindah dari dunia menuju akhirat yang jarak keduanya dekat. Hal itu juga dijelaskan pada QS. An Nahl: 77; Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat lagi.
[2] Bumi telah diganti dengan bumi yang lain, demikian juga langit telah diganti dengan langit yang lain maksudnya bumi dan langit mengalami kehancuran total yaitu tidak ada eksistensi pada diri bumi dan langit kecuali eksistensi Allah. Dikatakan dalam QS. Az Zumar: 67; Bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya, yang artinya bumi dan langit tidak mempunyai kekuatan sama-sekali.

[30]
Apabila engkau paham rahasia bahwa kiamat itu dekat, maka engkau akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, karena engkau diberikan kitabmu dari depan, atau engkau akan berteriak: "Celakalah aku",  karena engkau diberikan kitabmu dari belakang[1].
[1] Pemberian kitab amalan dari belakang atau dari depan terdapat di QS. Al Insyiqaaq: 8-11. Pemberian kitab dari depan adalah perumpamaan bahwa kitab tersebut berisi amalan yang baik, demikian juga sebaliknya.

[31]
Apabila engkau paham rahasia bahwa kiamat itu dekat, maka engkau akan merasakan betapa kenikmatan surga yang dibawahnya terdapat sungai-sungai yang mengalir[1], dan  engkaupun  akan merasalan betapa pedih siksa api neraka[2] yang didalamnya tidak ada makanan selain pohon zaqqum.
[1] Sungai-sungai yang mengalir yaitu ilmu yang diberikan Allah secara terus menerus.
[2] Api neraka yaitu hawa nafsu yang membakar diri manusia.

[32]
Apabila engkau paham bahwa rahasia bahwa kiamat itu dekat, maka engkau akan mengetahui pada hari ini Allah-lah tempat kembali segala urusan[1],  dan engkaupun akan mengetahui pada hari ini kepada Allah-lah tempat manusia dikembalikan[2]. Maka ringanlah segala beban dihatimu, sehingga engkau ridho, dan Allah meridhoimu.
[1] QS. Asy Syuura: 53, QS. Al Hajj: 41, QS. Al Anfaal: 44. Q.  Al Baqarah: 210, QS. Faathir: 4, QS. Luqman: 22,  QS. Al Hadiid:5,  QS. Ali 'Imraan: 109.
[2] QS. Al Mujaadilah: 9, QS. Al Jaatsiyah: 15, QS. Az Zukhruf: 85, QS. Fushshilat: 21, QS. Al Mu'min: 77, QS. QS. Az Zumar: 44, QS. Yaasiin: 22 dan 83, QS. Ar Ruum: 11, 29. Al 'Ankabuut: 57

[33]
Masihkah engkau ragu-ragu bahwa kiamat itu dekat[1], padahal Allah mengatakan; "Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu[2]".
[1] Dekat artinya dibalik dunia sekarang ini adalah kehidupan akhirat.
[2] QS. An Nahl: 77.

[34]
Ingatlah sesungguhnya kekasih Allah (Wali Allah, yaitu orang yang beriman dan selalu bertaqwa)  itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Bagi mereka berita gembira, yaitu dibukakan rahasia-rahasia kehidupan dunia dan akhirat[1]. Tidak ada perubahan bagi janji Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar[2].
[1] Rahasia kehidupan dunia dan akhirat, bahwa keduanya adalah perumpamaan kondisi lahiriyah dan batiniyah manusia, sehingga konsentrasi mereka hanya kembali kepada Allah, bukan yang lain.
[2] Diambil dari QS. Yunus 62 s/d 64

[35]
Barang siapa yang masuk ke dalam surga ke-ma'rifahan di dunia ini[1], niscaya ia tidak merindukan surga akhirat dengan nisbah bidadari-bidadari yang molek dan semua kenikmatan yang ada di dalamnya.

Kerinduannya terhadap surga akhirat tidak lain hanya kembali kepada Allah.
[1] Surga ke-ma'rifahan kepada Allah di dunia ini adalah kesenangan seorang hamba yang benar-benar telah mengenal Tuhannya secara nyata.

[36]
Ketahuilah bahwasannya dunia ini adalah hijab bagi akhirat terhadapmu, ketahuilah pula bahwasannya akhirat adalah hijab bagi Allah terhadapmu.

Apabila didalam hatimu walau hanya terdapat seekor semut, maka makhluk itu telah menjadi penghijab yang besar antara dirimu dengan Allah. Dan ketahuilah bahwasannya semua makhluk[1] adalah hijab terhadap-Nya.
[1] Termasuk akhirat, surga dan neraka merupakan hijab.
----------Selesai

1 comment:

  1. Subhanallah, alhamdullilah, Alllohu Akbar..Terimakasih utk ilmu dan pemahaman yg sangat langka dan bagi org awam spt saya sangat terkejut,dan Alhamdulillah bisa di cerna dan di terima,ini jg merupakan berita gembira dr Alloh lewat tulisan yg anda buat.Salam.sehat utk anda sekeluarga,semoga Alloh senantiasa memberikan kemudahan 2 dlm.hidup kita semua dlm rangka ilaihi rojiun

    ReplyDelete

Blogroll